Skip to main content

Dilema Nelayan Tradisional









Dahulu nelayan rajungan di desa ku masih memakai jaring Brentek, jaring Brentek ini adalah jaring khusus untuk menangkap rajungan, meskipun khusus untuk menangkap rajungan sering kali ikan Pari, cumi-cumi, dan ikan lainnya juga ikut kena jaring Brentek ini, meskipun yang di harapkan mendapat Rajungan dan yang paling membahagiakan adalah ketika mendapatkan ikan mermang (Hiu) maklum saja harga sirip ikan hiu sangat mahal bisa sampai jutaan rupiah. Para nelayan akan berangkat siang hari untuk memasang jaring di tengah lautan, (ya iyalah masak masang jaring Brentek di depan gerbang asrama putri, iya kalau yang kecantol itu santriwati, lah kalau yang menyerang wak kaji bisa-bisa di sunat lagi sama wak kaji. subkhanawwoh! :-) ) jaring yang sudah di pasang di tengah lautan itu akan di tinggal untuk di tarik kembali keesokan harinya sudah barang tentu ada penanda pada jaring berupa bendera dari plastik kresek berwarna terang di ikatkan pada bambu dengan pelampung dan ada pemberat batu di bawahnya agar bendera itu bisa berdiri tegak sehingga mudah di kenali dari kejauhan.




Ketika jaring di tinggal di tengah lautan selama satu malam itu akan ada banyak resiko yang meresahkan tidur nelayan meskipun tidur ditemani belaian sang istri di malam hari. Hantu keresahan dalam mimpi itu bisa berupa macam-macam bentuknya mulai dari nelayan jaring trol atau nelayan jaring payang yang akan menabrak jaringnya yang di pasang di tengah lautan, belum lagi ulah sesama nelayan Rajungan yang dengan tega mengambil jaring atau mengambil rajungannya saja. Para nelayan Rajungan ini akan berangkat melaut kembali jam 04:00 pagi, Itu nelayan Rajungan dulu yang saya sendiri pernah menjalaninya yang saya sendiri sering suka ogah kalau berangkat melaut antaran masih mengantuk habis begadang nonton bola atau berbagai macam alibi yang lainnya.




Sekarang alat tangkap Rajungan nya berbeda bukan jaring lagi tapi berupa kawat persegi panjang yang di sulam dengan jaring dengan pintu di samping kanan dan kiri mirip jebakan tikus dengan ukuran yang lebih besar, nama alat tangkap Rajungan itu Wuwu. Jaring Brentek mulai di tinggalkan di anggap kurang praktis. Pola memasangnya masih sama dengan jaring Brentek hanya kini jarak memasangnya lebih jauh bisa sampai 35 mil dari daratan berangkat melaut kembali jam 12 malam, kalau dulu masih mengandalkan alon ("alon" disini bukan "pelan" dalam bahasa jawa, namun "alon" disini adalah kecakapan nelayan dengan kemampuan teritorial di tengah lautan) kini kemampuan itu mulai tergeser oleh teknologi GPS. Ironisnya hantunya masih sama, Namun hantu itu juga punya anak istri.




Beberapa hari yang lalu saya mendengar dari kawan katanya harga Rajungan turun drastis.




Salam.

Comments

Popular posts from this blog

Makanan dan Minuman Desa Paciran Yang Terkenal

Makanan dan Minuman desa Paciran  Yang Terkenal - Paciran merupakan sebuah desa di kabupaten Lamongan di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara geografisnya Desa Paciran ini berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Panceng Gresik, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Solokuro dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Brondong, desa Paciran ini bisa di katakan sentra pariwisata dari kabupaten Lamongan, karena di daerah ini terdapat banyak objek pariwisata. Anda bisa lihat threadnya tentang objek pariwisata di daerah Lamongan   disini , sesuai dengan judul diatas thread ini membahas tentang Paciran Yang Terkenal dengan Makanan dan Minuman Khas Paciran. Mengenai makanan dan minuman khas yang ada di desa Paciran ini, yang sudah di kenal meluas di sepanjang daerah Pantura  adalah Legen, Enthal (siwalan), Dawet Enthal dan Jumbrek. Selain itu ada yang lebih khas yaitu Gulo Jowo Asli yang unsurnya terbua...

Cukup Mendapat Sinar Matahari

Hey... boleh minta waktunya, Bila tidak keberatan aku akan menuliskannya. Bila keberatan kau boleh ambil gerobak lalu coba kau dorong saja beban mu itu. Sudah baca saja dan lagi anda harus membacanya sendiri, membaca tulisan ini tidak boleh diwakilkan. Kali ini aku menulis tentang pembentukan dasar dasar kebahagiaan, dan itu dimulai dari membahas soal Cinta. Cinta tak lebih seperti sebatang Rokok, jika kau kata aku berlebihan perihal cinta, semua itu disebabkan karena cintalah yang membangun semuanya dari dasar. Sementara Rokok ia tidak berdaya manfaat jika tidak ada api, pertanyaannya, apa kau bisa merokok tanpa api?. lantas apa kau bisa mencintai jika tanpa api?. Rokok... mau merokok lagi, buang, buang saja, lagipula sumber api pusatnya nun jauh di negeri Api. Mungkin belum tuntas kau berjalan sampai di negeri Api, hayalanmu untuk menghisap rokok dengan syahdu nan nikmat tiada tara bisa jadi hanya tinggal hayalan, dan Rokok mu bisa jadi pula telah tinggal kenangan kisa...