Awalnya aku ragu untuk menulis ini, bukan karena meragukan sistem Rukun Tetangga itu lebih baik daripada sistem Keraton, cuma ada sedikit rasa gerundel di hati, lantas pikiran nakal ini dengan lancang meragukan sosok asli dari ikan duyung. (Bocah kok guyon terus 😜). Bagaimana aku tidak ragu, sosoknya saja sampai saat ini masih tidak jelas. Cerita yang beredar hanyalah perumpamaan-perumpamaan dari kemegahan laut. Bisa jadi efek gemuruh ombak setinggi 5 meter lebih berperan memberikan dorongan dan pengaruh yang lebih kuat pada nelayan kuno untuk berandai-andai.
Siapa tahu saja para nelayan kuno sudah menyadari hal itu bahwa Takut terhadap ombak besar itu tidak baik sekaligus tidak bermanfaat secara psikologis. hidup sebagai nelayan mesti berani di terjang ombak. jika keberaniannya hilang maka akan hilang juga kehidupannya. menceritakan rasa ketakutan pada anak cucu hanya akan membuat generasi penerus jadi tidak percaya diri. Apalagi ada rasa kekhawatiran jika tidak di buatkan cerita yang menarik, maka yang akan tumbuh adalah bibit-bibit pembusukan fundamen kampung nelayan (
Karena tak ingin generasi penerus jadi barisan pemalu garis keras. para nelayan kuno rela bertapa sembilan purnama hingga mampu menghasilkan racikan radikal antara keindahan sisik ikan Arwana bercampur dengan semoknya dewi kecantikan (aduhai), Jadilah ikan duyung itu ada. Tafsiran tambahan di agung-agungkan untuk lebih mengungguli aura erotis putri kerajaan. Dimana keberadaannya hanya ada di laut bukan di dalam toples jajan lebaran.
Maka jangan heran sampai sekarang mitos cerita ikan duyung itu masih hidup dan terus berevolusi mengikuti pola perkembangan jaman. Jika masih penasaran kamu bisa mencoba mencari video penampakan ikan duyung di youtube. Ada ratusan referensi video mengenai hal tersebut, dari yang produk lokal sampai produk mancanegara. Ironisnya! di saat semua anak-anak di seluruh dunia disuguhi mitos lama tersebut, para ilmuwan dan peneliti di bidang kelautan sampai saat ini belum bisa membuktikan keberadaannya. (Yo kok melu kepo) Pada kenyataannya ikan duyung yang cantik dan sexy itu cuma wujud rekaan, semua itu karena hasil olah pikir daripada bathin yang tertekan. Cerita itu di bikin untuk memberi suntikan semangat agar tetap setia mencintai lautan meskipun saat tidur harus berbantal ombak dan berselimut angin.
Masalahnya adalah saya sendiri cenderung lebih percaya pada harapan yang menggembirakan. apalagi harapan itu sudah di tanamkan sejak masih dalam kandungan. meskipun saat dewasa sudah tahu kalau ikan duyung itu hanya dongeng. Toh hal itu tidak bisa dengan mudahnya mengusir ide terliar di pikiran. Apalagi saat laut sedang bersahabat dengan tenang, sejauh mata memandang yang ada hanya hamparan air asin datar yang lebih mirip lukisan dengan awan biru yang menggelembung dalam barisan rapi yang berlapis-lapis persis gambaran langit, mendadak dokrin konyol itu menyeruak datang berharap ikan duyung hadir dan menyapa "mas.. kok diam saja, katanya kangen dengan kehadiranku, di sapa kok diam saja, kamu jahat. Kamu jahat mas!" lalu ikan duyung kembali berenang menjauh dari perahu dengan kepakan sirip yang sengaja di genit-genitkan (modyar). Jika boleh di gabungkan dengan bahasa yang lain, keinginan itu ibarat kamu mengharapkan Mbak Dian Sastro menemani kamu mancing di pantai utara jawa selama bulan Ramadhan, niscaya yang kamu dapatkan hanya lamunan dan angan-angan(😁).
"Aku mengembangkan jemari hanya untukmu, menegur setapak jejak-jejak lama Hanya untuk merangkai kembali arti hadirmu. Aku mungkin bermasalah dalam mengingat namaku sendiri, bahkan nama kabupaten yang kutinggali. Tapi ada satu hal yang tak akan mungkin aku lupakan. Kepakan genit siripmu yang begitu menggoda." (
Aku tak bermaksud menambah penderitaan kalian. Apa yang tertuang ini hanyalah "sampah" jika kamu takut ketularan segeralah pakai kacamata antiseptik saat membaca, sebelum penyakit itu menular di dinding facebookmu. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati (mirip dukun pijet ya 😎). akhir kata apabila ada kata yang kurang berkenan mohon di koreksi, dan di maafkan. 🙏
Salam.
NB: saya kok merasa gak enak sendiri sudah bikin kalian repot baca tulisan konyol ini.
Comments
Post a Comment