Skip to main content

BAKUL TAHU SEBELAH TUKANG BAKSO



"Paduka tuan Raja Sulap dari segala Sulap, Aku ingin berkulit putih dan didekati banyak wanita." Begitulah kiranya permohonan Insan yang sudah tak kuasa menahan laju waktu yang dampaknya begitu menyeramkan bagi bujang lapuk, dia juga nekat menambahi usulan itu supaya cepat dilaksanakan, sementara dalam hatinya sungguh-sungguh mengharapkan agar usulan itu cepat terkabulkan.


Tak kalah akal sang Raja Sulap memang mengabulkan usul yang jarang muncul ke permukaan terlebih usul itu terjadi di Pendopo kerajaan, Usulan penduduk untuk mempunyai kulit putih dan banyak didekati wanita itu dikabulkan oleh sang Raja, namun salah satu rakyat Raja itu tidak menyadari tiba waktu keesokan hari, ketika perubahan wujudnya tak lebih dari balok kubus dengan tekstur kenyal namun rapuh, Struktur wujudnya telah berubah jadi "TAHU" dia tidak menyangka kalau Baginda Raja Sulap juga bisa bercanda dengan sangat keterlaluan. Barangkali kalian sudah pernah membaca kisah diatas, ya, mau bagaimana lagi memang beginilah adanya kisah ini akan dimulai.


Akan aku kemukakan sepatah-dua kata tentang bagaimana semua ini bisa saling berkaitan, kawan-kawanku yang baik dan budiman, Ketika jalur pendekatan yang kita tahu pengucapan kata pendekatan itu lebih sering disederhanakan menjadi PDKT. Pendekatan pada era peradaban manusia saat ini memungkinkan terjadinya "PDKT Instant" hal itu bisa terjadi karena adanya bantuan teknologi informasi yang sudah sangat super canggih, aktivitas PDKT Instant masuk ke kedalam kategori kegiatan dunia maya yang sebenarnya juga dunia nyata, dari kebiasaan pendekatan instant itu kita telah atau mungkin terlalu sering menyaksikan suatu pertemuan dramatis dari dua hati yang saling tertahan oleh dinding jarak dan waktu.


Pada masa ini kita juga menyaksikan salah satu revolusi besar dibalik teknik asmara dalam sejarah PDKT masa kini. "Dunia berubah kisanak!, surat cinta tak lagi syahdu seperti yang dulu, Tidak ada asmara yang bisa dijual sekarang, semua serba spontan." Keluh Wak Jan dalam satu wawancara dengan wartawan infotainment dibawah pohon jambu. (Ngayal)


Untuk kalian yang belum pernah tahu Bagaimana rasanya diperjuangkan? Sila simak baik-baik dan lagi kalau nulis "Dikecup" kata "Di" dan "Kecup" wajib disambung tidak baik kalau dipisah, lagipula rasa dan nikmatnya akan berbeda kalau dipisah, serius...!
#BuSusi kibas-kibas selendang.



Mungkin sudah kalian sadari atau belum, adakalanya dalam kehidupan sehari-hari saat harus menjawab pesan khususnya chat dari orang yang tidak diinginkan, perkara itu bisa seperti kesialan yang terstruktur, maka demikian juga pada saat akan memulai mengirim chat yang kita tahu chat kita tidak diharapkan oleh orang yang menerimanya, sungguh! kelakuan itu jika tetap diupayakan seperti keseriusan yang tidak teliti bersatu dengan kenekatan yang konyol.


Ada baiknya saya cantumkan kejadian nyata beberapa hari yang lalu, kisah ini terjadi antara saya dengan ........., hal ini saya cantumkan guna terjalin sambung-menyambung menjadi satu itulah Indonesia. (Halaaaah)


Saya memulai chat, pada pukul 14.54 WIB. Itupun dikarenakan pada malam-malam hari yang lalu mata ini membaca status di akun sosial medianya dengan postingan SAKIT, sambil mewek manja. Lantas saya memulai berinisiatif dengan menanyakan kesehatannya di kolom pesan.
Mungkin kalian akan berkata "Hobi banget nguntit orang ente waras gan" maka akan saya jawab "beginilah Cinta kesalahannya tiada akhir, selalu kalian salahkan."

Mari fokus ke pesan yang jadi topik seksi kali ini, dan percakapan itupun kadang terlepas dari konsep awalnya, malah kadang lebih sering tidak tepat pada masanya padahal kesempatan yang ada tidak bisa hadir dengan mudah lebih-lebih aksi saling berbalas pesan sangat jarang terjadi. Mari kita simak bersama semoga pesan ini tidak menyesatkan kalian semua.

"Dek,,, wes sehat ta?"
"alhamdulillah sodok sehat"

Pesan pertama dibalas cepet, dalam-hati-saya-berkata : tumben ni anak, sudah sehat beneran ini artinya, tapi Jawab sehat kok ragu, mungkin butuh perhatian.


Cut!, cut!, cut!. Mana ekspresinya.

Tidak bersambung, takut kena gampar ente tahu sendirikan kalau cewek sedang marah, seluruh isi dunia bisa hancur dibuatnya, dan sialnya dia tidak perlu menggunakan tangannya sendiri tapi pakai tangan orang lain.

Comments

Popular posts from this blog

Tersudut Dalam Ruang Yang Terang

Bila terang itu datang Terasa panas dan menyilaukan Meski sudah berusaha menghindar Cahayanya makin buas menerkam Melawannya jadi sia-sia Tersudut dalam ruang yang terang Menjadi kenyataan Meski cemberut dengan keadaan Kenapa hitam yang selalu hina Kenapa putih yang selalu mulia Apakah ini yang di sebut Pengalaman adalah guru yang paling bangsat

Kesaktian Desa || antara Aku & Desaku || Literasi

Mempertahankan kesaktian desa, Dengan membangun budaya literasi sebagai perwujudan Masyarakat yang berkarakter N asionalis, D emokratis dan A gamis. Oleh: M.Zamharil AR Sebagai putra daerah, tentunya membangun desa yang idaman sudah menjadi sebuah keharusan, akan tetapi membuat sebuah perubahan tidak hanya di cukupkan dengan niat dan logika saja, perlu strategi yang mapan serta keterlibatan masyarakat local beserta pemerintah desa tersebut. Desa sendiri merupakan salah satu bagian administratif yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan urusan terkait dengan pemerintahan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sistem administrasi di bawah keluharan, peran p...

Dilema Nelayan Tradisional

Dahulu nelayan rajungan di desa ku masih memakai jaring Brentek, jaring Brentek ini adalah jaring khusus untuk menangkap rajungan, meskipun khusus untuk menangkap rajungan sering kali ikan Pari, cumi-cumi, dan ikan lainnya juga ikut kena jaring Brentek ini, meskipun yang di harapkan mendapat Rajungan dan yang paling membahagiakan adalah ketika mendapatkan ikan mermang (Hiu) maklum saja harga sirip ikan hiu sangat mahal bisa sampai jutaan rupiah. Para nelayan akan berangkat siang hari untuk memasang jaring di tengah lautan, (ya iyalah masak masang jaring Brentek di depan gerbang asrama putri, iya kalau yang kecantol itu santriwati, lah kalau yang menyerang wak kaji bisa-bisa di sunat lagi sama wak kaji. subkhanawwoh! :-) ) jaring yang sudah di pasang di tengah lautan itu akan di tinggal untuk di tarik kembali keesokan harinya sudah barang tentu ada penanda pada jaring berupa bendera dari plastik kresek berwarna terang di ikatkan pada bambu dengan pelampung dan ada pemberat batu ...