Skip to main content

Judulnya Apa Ya ??









assalamuailaikum....



Hallo guys !!


Duh enaknya manggilnya apa ya? aku kamu atau elo gue haha aku ga pernah sih nulis nulis gitu di blog (dasarannya emang ga suka baca) aku punya blog aja itu di tahun 2014 pas awal banget masuk kuliah (itupun disuruh dosen hehe) dan setelah 2 years ago yaaaa aku buka blog ku lagi deh.


Oke next, bingung sih mau nulis apa (meskipun ada yg nyuruh buat nulis tentang bingung) eng ing eng. oke deh hmmm disini aku mau cerita sedikit tentang pengalamanku (ceee ileh kayak punya banyak pengalaman aja) hehe enaknya ngawalinnya darimana yaaa, hmm “travelling” aku suka banget dengan kata itu, menurut aku travelling itu sangat penting. Why ???? karena aku suka piknik (ga nyambung sih). Pokoknya travelling itu penting, oke!! Aku mencintai gunung, mencintai hutan, mencintai coban, mencintai pantai, dan mencintai kamu (iya kamu). Awal banget aku naik gunung itu pas jadi maba (mahasiswa basi eh bukan maksudnya mahasiswa baru) karena aku kuliah di salah satu kota yang mempunyai keindahan alam yang luar biasa (salah satunya gunung) jadi aku wajib untuk menikmati keindahan itu (bukan cuma menikmati tapi juga menjaga, merawat, melestarikan) oke awalnya aku ndaki ke gunung Panderman (Mt. Panderman/ 2.045 mdpl) ga tinggi2 amat sih namanya juga masih newbie masih nyoba2. Dari sini lah aku mulai menyukai gunung, why ??? karena aku suka aja, kalo ditanya kenapa pasti jawabnya gitu because setiap orang yang menyukai gunung ga akan bisa ngejawab (hehe ngeles aja padahal aku yang ga bisa jawab), hmm terus apalagi yaa bingung mau nulis apa. Oh iya tips buat temen-temen yang mau mendaki atu biar suka naik-naik ke puncak gunung adalah cari Pacar pendaki hehehe why ?? biar kalo capek ada yang mijetin hehe.


Neeeext, kayaknya ga lengkap kalo cerita panjang lebar tapi ga disertai bukti (kalo orang paciran bilangnya “omong tok”) oke biar aku ga dikira kayak gitu soooo aku share deh sedikit kenang-kenangan dari aku





























Oke itu saja yaa share fotonya, kalo mau yang banyak minta langsung saja ke orangnya hehe. Hmmm mungkin cukup disini dulu yaa nulisnya, mohon maaf banget nulisnya belepotan (maklum bukan guru bahasa Indonesia hehe), semoga bermanfaat walaupun sharenya bukan tentang ilmu yang formal. Tunggu next tulisanku lagi yaaa, masih banyak yang mau tak ceritain hehe yang ke pantai dan hutannya belum kan yaaaaaa!! Okeee wait yaaa maaf sampe disini dulu ceritanya soalnya masih mau ngerjain tugas nih (sok rajin)


See you next time guys !!!


By: uwik

Comments

Popular posts from this blog

Tersudut Dalam Ruang Yang Terang

Bila terang itu datang Terasa panas dan menyilaukan Meski sudah berusaha menghindar Cahayanya makin buas menerkam Melawannya jadi sia-sia Tersudut dalam ruang yang terang Menjadi kenyataan Meski cemberut dengan keadaan Kenapa hitam yang selalu hina Kenapa putih yang selalu mulia Apakah ini yang di sebut Pengalaman adalah guru yang paling bangsat

Kesaktian Desa || antara Aku & Desaku || Literasi

Mempertahankan kesaktian desa, Dengan membangun budaya literasi sebagai perwujudan Masyarakat yang berkarakter N asionalis, D emokratis dan A gamis. Oleh: M.Zamharil AR Sebagai putra daerah, tentunya membangun desa yang idaman sudah menjadi sebuah keharusan, akan tetapi membuat sebuah perubahan tidak hanya di cukupkan dengan niat dan logika saja, perlu strategi yang mapan serta keterlibatan masyarakat local beserta pemerintah desa tersebut. Desa sendiri merupakan salah satu bagian administratif yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan urusan terkait dengan pemerintahan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sistem administrasi di bawah keluharan, peran p...

Dilema Nelayan Tradisional

Dahulu nelayan rajungan di desa ku masih memakai jaring Brentek, jaring Brentek ini adalah jaring khusus untuk menangkap rajungan, meskipun khusus untuk menangkap rajungan sering kali ikan Pari, cumi-cumi, dan ikan lainnya juga ikut kena jaring Brentek ini, meskipun yang di harapkan mendapat Rajungan dan yang paling membahagiakan adalah ketika mendapatkan ikan mermang (Hiu) maklum saja harga sirip ikan hiu sangat mahal bisa sampai jutaan rupiah. Para nelayan akan berangkat siang hari untuk memasang jaring di tengah lautan, (ya iyalah masak masang jaring Brentek di depan gerbang asrama putri, iya kalau yang kecantol itu santriwati, lah kalau yang menyerang wak kaji bisa-bisa di sunat lagi sama wak kaji. subkhanawwoh! :-) ) jaring yang sudah di pasang di tengah lautan itu akan di tinggal untuk di tarik kembali keesokan harinya sudah barang tentu ada penanda pada jaring berupa bendera dari plastik kresek berwarna terang di ikatkan pada bambu dengan pelampung dan ada pemberat batu ...